foto suber matanews.com
Jakarta GNLingkaran konflik dan konsesnsus akan terus terjadi karena kultur politik Indonesia masih beluim berubah sekalipun strukturnya mengalami perubahan berulang kali.
"Bersifat Jinak meski terkadang berubah Konfrontatif"
Proses Pemilu di Indonesia tidak pernah ledakan krisis besar yang berakibat fatal dan dapat mengganggu stabilitas politik. Sebaliknya justru peristiwa non pemilu yang bisa meledakan krisis besar yang mengguncang stabilitas, bahkan mengubah peta politik nasionmal. Seperti Penculikan BK dan Bung Hatta jelang Proklamasi 17 Agustus 1945, Peristiwa G 30 September 1965 atau Keusuhan Mei 1998.
Hal yang perlu Diperhatikan
1.In the absence of leadership di Elite yang Memerintah.
2.Terjadi degradasi prilaku elite
3.Tidak lagi memiliki otoritas moral
4.Tebang pilih dalam pemberantasan korupsi
5.Indecisive Coward (Peragu yang juga Pengecut)
6.Ancaman serius terhadap Eksistensi NKRI
7.Selain Apatisme Floating Mass menjadi Golput
8.Pilkada Gubernur DKI lalu lebih 30% Golput
9.Jakarta ‘Indonesia Kecil’ barometer mengukur suhu politik tingkat nasional, termasuk kecenderungan pelaksanaan Pemilu/Pilpres yang akan datang.
10.Apatisme Floating Mass ‘cikal bakal’ deligitimasi kekuasaan Ruling Elite. Keabsahan memerintah pun dipertanyakan. Meski Floating Mass masih percaya akan datang Demokrasi Baru di Indonesia. Terjadi koreksi total. Ruling Elite kehilangan kepercayaan diri. Di Pemilu/Pilpres yang akan datang.
Dalam era kabinet gotong royong saat ini ada 6 program yang hendak diwujudkan oleh pemerintah yaitu :
- Mempertahankan Negara Ke-satuan Republik Indonesia.
- Meneruskan cita-cita refor-masi dan demokratisasi di seluruh aspek.
- Memulihkan perekonomian/normalisasi kehidupan eko-nomi.
- Memberantas KKN dan penegakan hukum secara konsisten.
- Melaksanakan dan mening-katkan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
- Mempersiapkan Pemilu/Pilpres .
Enam program tersebut dapat terwujud apabila ada kesatuan pola, sikap dan perilaku pemerintah dengan seluruh masyarakat. Yang ingin dibahas penulis di sini adalah mengintip sebagian pola, sikap dan perilaku masyarakat yaitu antara lain kaum cendikiawan Pertahanan dikait-kan dengan kultur dan politik pertahanan di Indonesia dalam rangka mendukung Pertahanan Nasional.
Bersambung >>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar